BUNGKAMNYA SUARA MAHASISWA

BUNGKAMNYA SUARA MAHASISWA

- in Opini
513
0

Teropongonline, Medan –  Kerap sekali kita mendengar Mahasiswa mengeluarkan aspirasinya dengan cara berdemontrasi. Demonstrasi tersebut sering terjadi dikota-kota besar, namun bukan saja dikota-kota besar tersebut, tetapi dilakukan juga dengan gabungan ikatan seluruh mahasiswa yang berada di Indonesia.

Seringkali mahasiswa mengeluarkan aspirasinya dengan cara demonstrasi, Demonstasi tersebut tidak hanya dilakukan dalam lingkup kecil tetapi juga dalam lingkup yang lebih luas dengan menggabungkan seluruh  aspirasi mahasiswa  Indonesia.

Bila ditelisik lebih lanjut mengenai demonstrasi yang dilakukan para Mahasiswa tersebut adalah guna untuk meminta keadilan dari pemerintah di negeri ini, bukan tanpa alasan mengapa mahasiswa melakukan hal tersebut, melainkan hanya menuntut keadilan sekaligus juga dengan mewakili permasalahan yang tengah di rasakan oleh  rakyat sekaligus, yang mana pada notabene nya rakyat banyak berkeluh kesah dengan hiruk pikuk yang terjadi saat ini, keluh kesah rakyat tersebutlah mahasiswa yang mengutarakanya dengan cara berdemontrasi.

Tindakan tersebut merupakan wujud kegeraman mahasiswa akan hiruk pikuk persoalan dinegri ini yang tidak terjawab dan hanya diam tanpa memberikan jawaban dan kepastian dari permasalahan yang ada, oleh karena itu mahasiswa menyatukan suara agar suara mereka terdengar sampai kepada telinga elit pemerintah.

Tetapi dewasa ini sangat diherankan bahwasannya Mahasiswa yang mengaspirasikan keluh kesah masyarakat tersebut dianggap malah anarkis, padahal kembali lagi kita mengingat pada era tahun 1998, berkat mahasiswalah masyarakat saat ini dapat merasakan damainya hidup di negeri nya sendiri, namun tidak untuk saat ini. Mahasiswa yang melakukan tindakan untuk menuntut keadilan bagi kepentingan masyarakat dianggap sebagai anti pemerintahan. Dapat kita ketahui bersama semua rakyat Indonesia hanya meminta satu, yaitu “Keadilan”. Namun suara mahasiswa yang dinilai anarkis dalam menyuarakan suara rakyat menjadi suatu keprihatinan terbesar akan “ demokrasi “di negrei ini. Apakah kami harus bungkam ? suara mahasiswa suara perubahan. Di era 1998 menjadi wujud nyata dimana suara mahasiswa sebagai perubahan, juga suara perubahan inilah di era Soeharto untuk menggulingkan rezim yang selama ini telah berkuasa sejak lama.

Kita pandang bersama-sama bahwa Negara kita adalah Negara yang berazaskan Demokrasi, yang pada notabene nya dalam pengertian sederhananya ialah, rakyat yang mempunyai kekuasaan penuh terhadap pemerintahnya, bukan pemerintah yang memiliki kekuasaan penuh terhadap rakyatnya. Karena Negara kita ini negara Demokrasi bukan Negara Monarki. Maju tidaknya ekonomi negara dilihat dari rakyatnya, negara maju dan sejahtera karena rakyat nya cerdas dan tidak ada kemiskinan yang diderita.

Sekarang mari kita pertanyakan lagi sistem negara demokrasi negeri ini, demokrasi yang secara harfiah mengandung arti rakyat yang mempunyai kekuasaan penuh terhadap pemerintahnya, bukan pemerintah yang memiliki kekuasaan penuh terhadap rakyatnya karna negri ini bukan menganut  sistem yang monarki. Politik dan ekonomi akan mengarah kepada perbaikan kesejahteraan rakyat oleh karena itu hendaknnya dalam pengambilan keputusan  menimbang dan menelaah kembali kepada rakyat bukan kepada elit golongan kepentingan tertentu.

Kita lihat kembali beberapa bulan kebelakangan ini, beberapa mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI) yang ada di Indonesia ditahan oleh penegak hukum karena melakukan demontrasi, mereka dituduh anarkis, yang kemudian sebagian dari mereka ada juga yang dipukuli, tampak dari gambar yang telah di sebar keseluruh mediaa Massa maupun media Online, wajah mereka babak belur dan berdarah. Sebenarnya disini dimana letak kesadaran hukum bagi para mereka yanng melakukan keanarkisan dari pihak  penegak hukum tersebut.

Menoleh pada kejadian, Tanggal 20 Oktober 2017 lalu, aspirasi mahasiswa yang bergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI) untuk menyuarakan suara rakyat tidak diindahkan terlihat dari tudingan sebagai gerakan anarkis, serta sebagian dari mereka dipukuli, tampak dari gambar yang telah di sebar keseluruh mediaa Massa maupun media Online, wajah mereka babak belur dan berdarah. Dari tindakan tersebut masihkah pantas kita sebut negara ini taat hukum dan mempertinbangkan apa yang dikatakan dengan aspirasi, tentu kita sudah tau jawabannnya. Padahal Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 1 ayat (3) menyatakan : Negara Indonesia adalah Negara hukum. Tetapi hukum yang menjadi panglima dinegara ini seperti diacuhkan.

Dokter Wadin Sudirohusodo sebagai inspirator berdirinya Budi Oetomo mengatakan “ditangan mahasiswalah gagasan-gagasan yang disampaikan akan menjadi kenyataan” mahasiswa lahir sebagai pendobrak. Kemudian Dawam Raharjo juga mengatakan “generasi senior akan mengharapkan dari generasi baru yang berwibawa, Soekarno baru yang Komunikatif, Suwardi dan Tjipto baru yang berani bertindak.

Mahasiswamahasiswa memiliki eksistensi di negeri ini bahkan memiliki peran strategis yang berperan aktif dalam kemerdekaan Indonesia. Mahasiswa yang merupakan salah satu aspek penting dalam bangsa ini juga tercermin sebagai “Agent of achange, Moral Force, Social Control, dan Iron Shock”. Mahasiswa yang tengah belajar perpolitikan didunia kampus akan memungkinkan kedepannya menjaga negeri ini dikemudian hari, ditangannyalah kelak negara ini berada.

Menyadari peran sebagai “Agent of achange, Moral Force, Social Control, dan Iron Shock”. mahasiswa memiliki proposrsi yang besar dalam membangun negri ini dengan bekal dan ilmu yang didapat di bangku perguruan tinggi dan terjun kelapangan merupakan wujud nyata ketika masalah dinegri ini didiamkan  tanpa adannya solusi atas pertimbangan politik dan kepentingan. Diam tidak menyelesaikan masalah bergerak dan beraksi menjadi solusi atas permasalahan.

Presiden pertama kita saja mengatakan bahwa pemuda adalah ujung tombak, kata-kata nya tersebut sehingga menjadi selogan atau kata-kata bijak yang sering dilontarkan. Bung Karno : “ Beri aku 1000 Orang tua niscaya akan ku cabut sumeru dari akarnya, beri aku 10 PEMUDA niscaya akan kuguncangkan Dunia.

Oleh : Rizki Rahayu Fitri

Npm : 1506200383

Fakultas Hukum

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You may also like

“Hati-Hati di Jalan” Warnai Playlist Warganet Saat Ini

Teropongonline, Medan- Penyanyi tanah air Indonesia, Tulus kembali